Rabu, 21 Januari 2015

Keraton Kacirebonan



     Keraton Kacirbonan adalah pecahan dari Keraton Kanoman yang luasnya sekitar 2,5 hektar. Hal ini berawal pada saat Keraton Kanoman dipimpin oleh  Sultan Kanoman ke IV yang bernama Pangeran Haerudhin pada tahun 1670-an. Pengaruh Kolonial Belanda telah masuk kedalam Kedaulatan Kesultanan Kanoman, dan hal ini di tentang keras oleh Putra Mahkota Sultan Kanoman ke IV yang bernama Pangeran Muhamad Haerudhin. Pangeran Muhamad Haerudhin melakukan perlawanan terbuka dengan Pemerintah Kolonial Belanda. Perlawanan ini mendapat reaksi yang positif dari masyarakat cirebon, sehingga perlawanan ini berlangsung sekurangnya 5 tahun. Pada tahun 1696 Pangeran Muhamad Haerudhin berhasil dilumpuhkan dan diasingkan ke Ambon, Maluku. Melihat keadaan Pangeran Haerudhin yang telah lanjut usia, maka pemerintah Kolonial Belanda secara sepihak (unilateral) mengangkat Pangeran Imammudin sebagai Sultan kanoman ke V.
     Semenjak diasingkannya pangeran Muhamad haerudhin ke Ambon, pemberontakan dan perlawanan rakyat Cirebon terhadap Kolonial Belanda semakin berkobar dan meluas hingga merambah daerah Indramayu. Di beberapa daerah muncul beberapa tokoh pejuang lokal yang angkat senjata melawan kolonial Belanda, seperti : 
1.    Ki Bagus Rangin ( Kedongdong, Palimanan)
     2.  Jaka Sembung  ( Hargeulis, Majalengka)

Melihat situasi yang tidak kondusif ditanah Cirebon maka pada tahun 1806, Pemerintah Kolonial Belanda mengembalikan kembali Pangeran Muhamad Haerudhin beserta pengikutnya untuk meredakan pergolakan rakyat Cirebon terhadap Belanda. Dikarenakan di Keraton Kanoman sudah duduk bertahta Pangeran Imammudin sebagai Sultan Kanoman ke V, maka pada tahun 1808 Pangeran Muhamad Haerudhin mendirikan Kesultanan Kacirebonan dengan gelar Sultan Carbon Amirul Mukminin.
Berikut nama-nama Sultan yang pernah bertahta di Kesultan Kacirebonan :
     1.     Sultan Kacirebonan I
Pangeran Carbon Amir Mukminin (1808-1814)
     2.     Sultan Kacirbonan II
Pangeran Raja Madenda Hidayat (1814-1851)
     3.     Sultan Kacirebonan III
Pangeran  Raja Madenda wijaya  (1851-1914)
     4.     Sultan Kacirebonan IV
Pangeran Raja Madenda Partadiningrat (1914-1931)
     5.     Sultan Kacirebonan V
Pangeran raja Madenda Raharjadiningrat (1931-1950)
     6.     Sultan Kacirebonan VI
Pangeran Sidik Ardjadiningrat (1950-1956)
     7.     Sultan Kacirebonan VII
Pangeran Harkat Natadiningrat (1960-1968)
     8.     Sultan Kacirebonan VIII
Pangeran Madenda Mulyono  Amir Natadiningrat (1968-1994)
     9.     Sultan Kacirebonan IX
Pangeran Raja Abdul Ghani Natadiningrat S.E (1994-Sekarang)
#Sultan Kacirebonan VII adalah adik dari Sultan Kacirebonan VI karena Sultan Kacirebonan VI tidak memiliki keturunan

Di Keraton kacirebonan juga terdapat upacara tradisi, seperti :
     1.     Muludan ( 12 Rabiul Awal)
     2.     Panjang Jimat ( Menyambut kelahiran Nabi Muhammad)
     3.     Rajaban ( 27 Rajab, Menyabut bulan suci Ramadhan)
    4.    1 Sura ( 1 Muharam, Menyambut Tahun Baru Islam)
Benda-benda peninggalan Keraton Kacirebonan, seperti :
    1.     Gamelan


    2.  Alat Makan


   3.     Peralatan Perang
  
  



     Ada beberapa foto juga yang kami ambil disana loh ☺

Tidak ada komentar:

Posting Komentar